Jumat, 07 Mei 2010

Faktor Pemicu Mimpi Buruk,

Sebagian besar orang dewasa pernah mengalami mimpi buruk setidaknya satu kali dalam sebulan. Mimpi buruk ini terkadang membuat seseorang terbangun tiba-tiba, merasa pusing, lelah, dan tidur pun menjadi kurang berkualitas.

Penyebab mimpi buruk antara lain, konsumsi obat-obatan, gen yang tidak sempurna, penyakit saraf degeneratif seperti Alzheimer, dan peristiwa traumatis. Mimpu buruk juga mendera orang yang mengalami stres saat siang hari. Pada malam hari, emosi yang timbul karena stres siang hari, muncul dalam bentuk mimpi buruk.

Lalu, beberapa orang, terutama yang berkepribadian terbuka dan sensitif, mungkin memiliki batas tipis antara mimpi dan kenyataan. Sehingga, kejadian buruk saat siang hari bisa hadir saat malam hari dalam bentuk mimpi buruk.

"Mimpi buruk adalah mimpi yang bersifat disfungsional," kata Rosalind Cartwright, kepala pelayanan gangguan tidur dit Rush-Presbyterian - St. Luke's Medical Center, AS, seperti diberitakan dari Best Health Mag.

Ketika Anda berusaha menenangkan perasaaan dan meredakan emosi negatif, otak pun memprosesnya. Emosi negatif yang berlebihan diproses, dan justru muncul saat Anda tidur melalui mimpi buruk. Jika Anda pernah berada dalam kecelakaan mobil yang buruk misalnya, Anda mungkin tidak dapat segera mengatasi rasa trauma dan emosi negatif yang muncul. Mimpi buruk pun akan mudah muncul.

Seperti Cartwright tulis dalam bukunya 'Crisis Dreaming', ia mengungkap kalau mimpi buruk adalah tangisan dalam bentuk lain. Terkadang mimpi buruk bisa membantu seseorang mencari resolusi untuk mengatasi masalah dan trauma yang dihadapinya. Tetapi, jika mimpi buruk tak kunjung hilang selama berhari-hari ada baiknya, berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Setiap orang pasti pernah mengalami mimpi buruk. Mimpi itu kadang membuatnya terbangun dalam keadaan panik atau takut seperti dikejar-kejar monster atau terlambat datang dalam rapat penting. Mengapa seseorang bisa bermimpi buruk?

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan atau indra lainnya pada saat tidur. Mimpi lebih sering terjadi jika seseorang tidur yang disertai dengan gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM).

Ilmuwan mencoba untuk mengungkapkan makna di balik mimpi-mimpi buruk yang bisa mengganggu tidur dan membuat orang menjadi panik.

Ilmuwan percaya mimpi buruk tidak secara langsung berhubungan dengan kehidupannya saat terjaga, tapi lebih kepada pencerminan emosi atau masalah yang tengah dihadapinya.

Terdapat lima tema mimpi buruk yang paling umum yaitu terjatuh, dikejar-kejar sesuatu yang menakutkan, merasa lumpuh, terlambat menghadiri sesuatu dan kematian orang yang dicintai.

Selain itu kehilangan gigi atau rambut juga bisa menjadi mimpi yang tidak menyenangkan terutama untuk anak-anak muda.

Sebuah laporan dalam jurnal European Archives of Psychiatry and Clinical Neuroscience menunjukkan bahwa laki-laki lebih cenderung mengalami mimpi buruk tentang kekerasan atau dipecat, sedangkan perempuan cenderung kepada kematian dan pelecehan seksual.

"Mimpi buruk dikejar-kejar monster kemungkinan mencerminkan ketakutan akan tugas tertentu yang harus dihadapi namun berusaha untuk dihindari," ujar peneliti Dr Michael Schredl dari International Association for the Study of Dreams, seperti diberitakan dari Dailymail.

Sedangkan mimpi mengenai kehilangan gigi atau rambut yang lebih sering terjadi pada perempuan kemungkinan menandakan kegelisahan tentang penampilan serta adanya kecemasan mengenai sesuatu yang buruk.

Berdasarkan United States National Library of Medicine, ada beberapa faktor yang bisa memicu timbulnya mimpi buruk yaitu:

  1. Kecemasan dan stress
  2. Alkohol
  3. Obat-obatan
  4. Kandungan lemak pada makanan
  5. Kondisi fisik yang sedang sakit
  6. Perubahan gaya hidup yang terlalu drastis.

Untuk bisa mengalami sebuah mimpi, seseorang harus melewati beberapa tahapan terlebih dahulu, yaitu:
Tahap 1: 4-5 persen, kondisi orang mulai tertidur ringan dan aktivitas otot sedikit menurun.
Tahap 2: 45-55 persen, pola irama jantung dan nafas mulai teratur serta menurunnya temperatur tubuh.
Tahap 3: 4-6 persen, mulai tidur lebih dalam dan otak mulai mempersiapkan untuk menghasilkan gelombang delta.
Tahap 4: 12-15 persen, tidurnya semakin dalam, nafas mulai teratur, aktivitas otot semakin terbatas dan otak sudah menghasilkan gelombang delta.
Tahap 5: 20-25 persen, gerakan mata serta gelombang otak semakin cepat, otot mulai rileks, irama jantung meningkat, napas menjadi cepat dan pendek, maka mimpi pun terjadi.

Karena itu jika ingin menghindari terjadinya mimpi buruk usahakan untuk menghilangkan rasa ketakutan, bersalah, emosi, frustasi atau masa lalu yang tidak menyenangkan. Perasaan ini akan membebani seseorang sehingga terbawa ke dalam mimpi. (fn/vs/dt) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar